Kamu Harus Tahu …

Let’s check this out, guys!;)

Aku sudah beberapa kali hendak mengukir lagi di sini. Iya di website ini. Banyak hal yang ku kira mungkin dapat menjadi topik yang menyenangkan untuk dikupas bersama pembaca. Karena tak pernah sedikit pun terlintas di benakku untuk menulis dengan maksud lain, selain bercerita.

Aku suka menulis, karena dengan menulis aku hidup. Aku bisa berkata apapun yang ingin aku katakan. Dan aku pun tak gundah untuk menggunakan kata – kata yang mungkin terdengar kalbu di telinga. Aku dapat menyakitimu dengan kataku, namun aku juga dapat memujamu dengan syairku. Itu adalah kebebasan.

Malam ini sudah aku niatkan untuk menyempatkan menulis beberapa paragraf di sini. Juga sudah kubanding – bandingkan, tema apa yang layak untuk ku bahas di akhir minggu ini.

Tapi ternyata semuanya percuma.
Kau menggoyahkan segalanya.
Awalnya tak sedikitpun niatan untuk menceritakan tentangmu pada sahabat – sahabat pembacaku.
Namun kini berbalik, aku sungguh ingin menceritakannya.
Menceritakan kerinduanku padamu.
Dan mungkin kerinduanmu padaku.

Jujur aku tak pernah mengerti perasaan seperti apa yang aku rasakan. Aku tak dapat mengidentifikasinya melalui satu kata tepat untuk menggambarkannya. Aku hanya dapat merasa, cukup banyak merasa saja bahwa aku ada rasa.

Bertemu denganmu tak jadi spesial bagiku dulu. Biasa saja. Sebatas teman saja. Tak lebih. Hanya saja lama kelamaan kau perlahan – lahan menarik perhatianku.
Kau tau, aku hanya bisa melirikmu dari jauh.
Memperhatikanmu dari kerumunan orang yang tentunya tak telihat olehmu.

Lalu kita mulai dekat, dekat, dekat sampai akhirnya aku memutuskan untuk meninggalkanmu dengan segala ketidakpastian akan hubungan kita. Kita memang hanya berteman, tetapi apakah ada teman yang begini. Andai saja aku bisa membaca otakmu, seperti kamu yang selalu saja bisa menebak apa yang aku pikirkan.

Kadang tak sengaja terbayang wajahmu, terlintas begitu saja, tanpa ada yang tau.  Hanya aku. Yang tersenyum sendiri mengingat kenangan kita. Lucu sobat, lucu sekali.

Sekarang kau terasa jauh.
Mungkin karena beratus kilometer yang memisahkan kita. Haruskah aku mengejarmu?
Seperti yang selalu kau tanyakan?

Kau memang memiliki mantra yang selalu saja mampu menggoyahkan hatiku. Walaupun telah sulit kudirikan keputusan, dengan sedikit kata darimu, tembok itu mulai retak.
Ingin aku bertanya, apakah kamu penyihir?

Kau tau betapa rindunya aku?
Aku rindu berada di balik punggungmu yang tegap.
Aku rindu mengomeli setiap inci yang kau kenakan.
Aku rindu mengganggumu saat kau tertidur nyenyak di kursi depan kelas.
Aku rindu memarahiku yang lancang meneguk apa yang ku teguk.
Aku rindu mengucapkan terima kasih untuk berkilometer yang terlewati.

Maka cepatlah pulang, atau paling tidak, sering – seringlah kembali pulang melihatku.
Atau doakan aku menyusulmu. Akan kulakukan berbagai cara agar mampu mengusap kepalamu lagi.

Salam pujanga,

Aku rindu padamu 💛

Leave a comment